Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis pedoman screen time terbaru 2025 menyusul temuan bahwa 62% anak usia sekolah mengalami gangguan tidur akibat paparan layar berlebihan. Artikel ini mengupas strategi screen time versi WHO 2025, mencakup rekomendasi durasi, jenis konten, dan tips praktis untuk keluarga modern.
1. Rekomendasi Durasi Screen Time Terbaru WHO 2025
Untuk Anak:
- 0-2 tahun: 0 menit (kecuali video call dengan keluarga)
- 3-5 tahun: Maksimal 1 jam/hari (hanya konten edukasi interaktif)
- 6-12 tahun: 1-2 jam/hari dengan supervisi ketat
- 13-18 tahun: Maksimal 3 jam/hari (tidak termasuk tugas sekolah)
Untuk Dewasa:
- Maksimal 4 jam/hari di luar kebutuhan kerja
- Istirahat 5 menit setiap 30 menit (untuk mencegah digital eye strain)
Data Riset:
Anak yang mematuhi batas ini memiliki kualitas tidur 25% lebih baik (WHO Global Health Report, 2025).
2. Jenis Konten yang Disarankan
Konten Edukasi Interaktif
- Contoh:
- Aplikasi belajar bahasa (Duolingo Kids)
- Program sains AR (seperti NASA Space Adventure)
- Platform Rekomendasi:
- Khan Academy Kids (gratis)
- ABCmouse (berbayar, Rp150rb/bulan)
Konten yang Harus Dibatasi:
- Video short-form (TikTok, YouTube Shorts) → memicu ADHD
- Game dengan flash effect cepat → gangguan fokus
Tips: Gunakan Google Family Link untuk memfilter konten.
3. Teknik “1-3-5 Rule” untuk Manajemen Screen Time
Formula WHO 2025:
- 1 jam screen time
- 3 jam aktivitas fisik
- 5 jam interaksi sosial langsung
Contoh Jadwal Anak:
Waktu | Aktifitas |
15.00 – 16.00 | Screen Time (belajar online) |
16.00 – 17.00 | Bermain di taman |
19.00 – 20.00 | Makan Malam & Obrolan Keluarga |
4. Tools Monitoring Terbaik 2025
1. FamilyTime Pro
- Fitur:
- Auto-lock setelah mencapai batas waktu
- Laporan mingguan aktivitas digital anak
- Harga: Rp75rb/bulan
2. ScreenLimit
- Keunggulan:
- Bisa atur jadwal berbeda untuk hari sekolah/weekend
- Kompatibel dengan smartwatch anak
Studi Kasus:
Keluarga di Jepang berhasil mengurangi screen time 40% dengan tools ini (Journal of Digital Wellness, 2025).
- Dampak Negatif Screen Time Berlebihan
Pada Anak:
- Gangguan tidur (cahaya biru menghambat melatonin)
- Obesitas (kurang gerak)
- Keterlambatan bicara (jika under 3 tahun)
Pada Dewasa:
- Sindrom mata kering (digital eye strain)
- Produktivitas menurun (karena doomscrolling)
Solusi:
- Gunakan blue light filter di malam hari
- Terapkan no gadget zone di kamar tidur
Tabel Ringkasan Pedoman WHO 2025
Kelompok Usia | Batas Screen Time | Konten di Sarankan | Tools Monitoring |
0-2 Tahun | 0 menit | Video Call | – |
3-5 Tahun | 1 jam/hari | Edukasi Interaktif | FamilyTime |
6-12 Tahun | 2 jam/hari | Belajar + Hiburan Sehat | ScreenLimit |
13+ Tahun | 3 jam/hari | Kreatifitas/Projek | Google Welbeing |
Dewasa | 4 jam/hari | Produktifitas | Rescue Time |
Catatan:
- Rekomendasi ini tidak berlaku untuk anak dengan kebutuhan khusus (konsultasikan ke ahli).
- Orang tua wajib memberi contoh dengan membatasi screen time sendiri.
💡 Ingat: Teknologi adalah alat, bukan pengasuh. Gunakan dengan bijak!